Minggu, 29 September 2013

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA TERPENOID PADA BIJI PEPAYA



ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA TERPENOID PADA BIJI PEPAYA

Isolasi adalah proses pemisahan komponen – komponen kimia yang terdapat suatu bahan organisme . isolasi terdiri dari pemisahan , pemurnian , identifikasi dan penetapan . salah satu cara isolasi umum digunakan adalah kromatografi . pemisahan dari kromatografi ini didasarkan pada sifat adsorbsi atau partisi dari senyawa yang dipisahkan terhadap adsorben dan cairan pengulasi .

MATERI DAN METODE
Bahan
Biji pepaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji pepaya yang berwarna putih yang diambil di daerah Kupang-NTT. Bahan kimia yang digunakan seperti metanol (teknis dan p.a), kloroform p.a, n-heksana (p.a dan teknis), asam sulfat pekat, asam asetat anhidrat, kalium bromida (KBr), silika gel GF254, silika gel 60, etilasetat p.a, eter p.a, etanol (p.a dan teknis), dan akuades.
Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah berbagai alat gelas, seperangkat alat kromatografi (KLT dan kolom), lampu ulta violet 254 nm dan 366 nm, spektrofotometer ultra violet -tampak, serta spektrofotometer inframerah.
Cara Kerja
Biji pepaya yang berwarna putih dicelupkan ke dalam etanol panas kemudian dikeringkan dan dihaluskan. Sebanyak 500 g serbuk kering biji pepaya diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut n-heksana. Ekstrak yang didapat diuapkan dengan rotary vacuum evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental n-heksana. Ekstrak kental tersebut diuji fitokimia dengan pereaksi Liebermann-Burchard untuk menentukan ada tidaknya triterpenoid. Ekstrak kental positif triterpenoid dipisahkan dengan kromatografi kolom. Sebelum dilakukan pemisahan dengan kromatografi kolom, terlebih dahulu dilakukan pemilihan eluen dengan teknik KLT. Hasil pemisahan kromatografi kolom (silika gel 60, n-heksana : eter : etilasetat : etanol (2:3:3:2)) yang sama digabungkan dan dikelompokkan menjadi kelompok fraksi. Masing-masing kelompok fraksi tersebut diuji untuk triterpenoid. Fraksi yang positif mengandung triterpenoid dengan noda tunggal dilanjutkan dengan uji kemurnian secara KLT dengan beberapa campuran eluen. Bila tetap menghasilkan satu noda maka fraksi tersebut dapat dikatakan sebagai isolat relatif murni secara KLT. Isolat relatif murni ini kemudian dianalisis dengan Spektrofotometer Ultra violet­tampak dan Inframerah.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Isolat yang diperoleh sebanyak 50 mg dari sekitar 500 g sampel serbuk kering biji papaya. Pemisahan 21,66 g ekstrak kental n­heksana menggunakan kromatografi kolom (silika gel 60, n-heksana : eter : etilasetat : etanol (2:3:3:2)) menghasilkan 127 eluat, yang kemudian difraksinasi denagn KLT menghasilkan 3 kelompok fraksi. Ketiga kelompok fraksi tersebut diuji untuk triterpenoid dengan pereaksi Liebermann-Burchard. Hasil uji triterpenoid ketiga kelompok fraksi tersebut dipaparkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil uji triterpenoid

Fraksi
Berat (gr)
Pereaksi LB
F1 (5-23)
0.10
Coklat
F2 (24-65)
1.22
Merah Ungu
F3 (66-127)
0.05
Merah Ungu


Fraksi yang dilanjutkan untuk analisis lebih lanjut adalah fraksi F3. Uji kemurnian dengan analisis KLT menggunakan beberapa fase gerak menghasilkan isolat relatif murni dengan satu noda pada berbagai polaritas eluen yang digunakan. Hasil analisis dengan spektrofotometri inframerah menunjukkan adanya serapan tajam pada daerah bilangan gelombang 2923,8 cm-1 dan 2852,2 cm-1 yang diduga serapan dari gugus C-H alifatik stretching. Dugaan ini diperkuat oleh adanya serapan pada daerah bilangan gelombang 1464,4 cm-1 dan 1206,5 cm-1 yang merupakan serapan dari -CH2 dan –CH3 bending. Pita serapan yang tajam pada daerah bilangan gelombang 1710,4 cm-1 dengan intensitas kuat mengidentifikasikan gugus karbonil (C=O) (Sastrohamidjojo, 1985). Identifikasi dengan spektrofotometri ultra violet -tampak menunjukkan serapan maksimum pada panjang gelombang 228,5 nm yang kemungkinan diakibatkan oleh terjadinya transisi elektrón n-0 * dari kromofor C=O. Hal ini didukung hasil analisis spektrofotometri inframerah yang menunjukkan isolat mempunyai gugus fungsi C=O pada panjang gelombang 1710,4 nm. Serapan ultra violet yang landai pada panjang gelombang 287,7 nm kemungkinan diakibatkan oleh terjadinya transisi elektronik n -J * dari ikatan rangkap C=O (Sastrohamidjojo, 1985).
Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa isolat triterpenoid (F3) dengan konsentrasi 1000 ppm memiliki potensi menghambat pertumbuhan bakteri dengan diameter daerah hambat sebesar 10 mm untuk bakteri E. coli dan 7 mm untuk bakteri S. aureus.

3 komentar:

  1. pada artikel diatas, dikatakan bahwa biji pepaya yang berwarna putih dicelupkan ke dalam etanol panas kemudian dikeringkan dan dihaluskan.
    mengapa yang digunakan adalah etanol panas ?
    apa yang kegunaan dari etanol panas ini terhadap isolasi terpenoid pada biji pepaya.?
    dan bagaimanakah jika etanol yang digunakan bukan etanol panas?

    BalasHapus
  2. Sebelum saya menjawab pertanyaan saudara, saya akan membahas pengertian ekstraksi dan maserasi terlebih dahulu.
    1. Ekstraksi, adalah suatu proses pemisahan sustansi atau zat dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai.
    2. Maserasi, adalah teknik pencarian suatu senyawa dalam suatu bahan dengan merendam bahan tersebut dengan menggunakan pelarut yang sesuai dalam waktu yang cukup lama.
    Jadi alasan penggunaan etanol dalam perendaman biji pepaya pada proses isolasi senyawa terpenoid dari artikel yang saudara paparkan diatas adalah Etanol dapat mengikat semua ekstrak yang terkandung dalam sampel baik yang bersifat nonpolar maupun bersifat polar karena kadar airnya yang cukup tinggi. Penggunaan Etanol panas saya perkirakan karena laju reaksi lebih cepat apabila suhu tinggi. sehingga dengan penggunaan etanol panas laju reaksi lebih cepat, tapi suhu juga perlu dijaga karena etanol mudah menguap dalam suhu tinggi. terimakasih :)

    BalasHapus
  3. baiklah saya akn mencoba menjawab pertanyaan dari saudari friska : mengapa memakai etanol panas bukan etanol dingin? itu karena jika kita memakai etanol panas maka laju reaksi akan menjadi cepat, dan hasil yang didapatkan pun maksimal / bagus sedangkan jkika kita memakai alkohol dingin laju reaksi pun kecil,

    sekian terimakasih :) semoga membantu :)

    BalasHapus