Senyawa
turunan steroid yaitu β-sitosterol telah berhasil diisolasi dari ekstrak
n-heksan kulit akar tumbuhan Kleinhovia
hospita L. (paliasa). Senyawa yang diperoleh diuji golongan senyawa dan
dielusidasi strukturnya berdasarkan data spektroskopi IR dan dibandingkan
dengan literatur. Senyawa ini juga memperlihatkan aktivitas positif terhadap
bakteri Staphylococcus aureus, Salmonella
thypi dan Streptococcus mutans,
dengan nilai daya hambat berturut-turut yaitu
14,4 ; 19,5 dan 21 mm.
Pendahuluan
Tumbuhan
berkhasiat obat dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan tradisional yang diakui
masyarakat dunia sebagai back to nature,
untuk mencapai kesehatan yang optimal dan mengatasi berbagai penyakit secara
alami (Wijayakusuma, 2000). Penemuan spesies tumbuhan baru menyebabkan makin
diperlukannya konservasi, pemanfaatan dan pengembangan tumbuhan Indonesia yang
berpotensi sebagai obat. Bahan obat tradisional sebagai bagian dari bahan alam
merupakan bahan baku utama skrining dalam upaya menentukan komponen aktif yang
berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat baru (Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, tanpa tahun).
Beberapa spesies tumbuhan tingkat tinggi
yang tumbuh di hutan tropika, telah diketahui mengandung senyawa kimia dari
berbagai golongan, antara lain terpenoid, fenilpropanoid, flavonoid, turunan
benzofuran, dan asam fenolat, serta oligomer stilbenoid (Atun, 2005). Sejumlah
senyawa oligomer stilbenoid telah dilaporkan berpotensi sebagai anti-tumor,
anti inflamasi, anti-bakteri,
bersifat kemopreventif, hepatoprotektif,
dan anti HIV (Tanaka, dkk., 2000).
Hasil survei yang dilakukan oleh Heyne
(1987), salah satu spesies dari famili Sterculiaceae yaitu Kleinhovia hospita Linn. (paliasa) yang tersebar secara luas di
kepulauan Indonesia terutama di bagian timur Indonesia (Sulawesi, Maluku,
Papua) serta di daerah Jawa dan Sumatra, daunnya dimanfaatkan sebagai obat penyakit kusta, liver,
hipertensi, diabetes, dan kolestrol tinggi. Oleh sebab itu K.
hospita diyakini mengandung senyawa metabolit sekunder yang memiliki bioaktivitas
tertentu (Herlina, 1993).
Berdasarkan
uraian di atas, eksplorasi metabolit sekunder pada fraksi n-heksan kulit akar K.
hospita yang belum diketahui senyawa murninya perlu dilakukan dan juga uji
bioaktivitasnya sebagai antibakteri diuji terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Salmonella thypi dan Streptococcus mutans.
Metode
Penelitian
Spektrum IR
diukur dengan spektrometer IR Perkin
Elmer FT-IR (KBr). Fraksinasi menggunakan silika gel 60 (7733), silika gel 60
(7734), silika gel 60 (7730)dan analisis KLT menggunakan plat KLT.
Ekstraksi
dan Isolasi. Hasil maserasi kulit akar tumbuhan K. hospita (3,2 kg) diperoleh ekstrak metanol
sebanyak 59,85 gr. Maserat tersebut kemudian dipartisi secara kontinyu mulai
dari pelarut non polar yaitu n-heksan, semipolar kloroform dan polar etil
asetat selanjutnya diperoleh estrak n-heksan berupa residu berwarna kuning seberat
10,58 gr, ekstrak kloroform berupa residu berwarna coklat seberat 21,16 gr dan
ekstrak etil asetat berupa residu berwarna merah bata seberat 15,59 gr. Ekstrak
n-heksan (10,58 gr.) difraksinasi awal melalui kromatografi kolom vakum dengan
eluen n-heksan, EtOAc ; n-heksan, EtOAc, Aseton dan metanol dengan urutan
kepolaran yang ditingkatkan. Pada tahap ini diperoleh 23 fraksi dengan
kromatogram, dan fraksi-fraksi yang mempunyai nilai Rf sama digabungkan,
sehingga diperoleh 11 fraksi utama (Ruhmah, 2008). Fraksi-fraksi tersebut
diambil 3 dari 11 fraksi utama (fraksi H,I dan J), kemudian difraksinasi
kembali menggunakan alat kromatografi yaitu KKV, KKT dan KKG dengan eluen
n-heksan, EtOAc ; n-heksan, EtOAc, Aseton dan metanol dengan urutan kepolaran
yang ditingkatkan. Setiap hasil dari fraksinasi akan dimonitor dengan analisis
KLT. Dari hasil fraksinasi pada fraksi, diperoleh fraksi L (fraksi H2,
H3, I2 dan J5) dengan berat 315,7 mg yang
selanjutnya dilakukan proses pemurnian untuk memperoleh kristal murni dengan
pelarut klroform;n-heksan dan metanol panas. Pada tahap identifikasi, senyawa
murni yang diperoleh diuji kemurniannya dengan mengukur titik leleh dan juga
analisis KLT pada tiga macam sistem eluen. Data spektroskopi untuk penetapan
struktur diperoleh dengan menganalisis senyawa murni melalui alat lampu UV, IR,
1H dan 13C-NMR.
Isolat Tunggal. Berbentuk
kristal putih seberat 15 mg dengan titik leleh isolat tersebut 287-288 0C
dan hasil uji golongan memberikan warna biru setelah penambahan asam asetat
anhidrat dan H2SO4 yang menunjukkan positif senyawa steroid. Data Spektroskopi
Isolat tunggal yaitu IR (KBr) vmaks cm-1 : 3417 (OH),
1058 (C-O), 2956, 2935, 2866 (C-H alifatik), 1464 dan 1377 tekukan (CH2dan
CH3) serta 1543 (C=C). Sedangkan Spektrum IR (KBr) pada
senyawa β-sitosterol sebagai standar (Salempa, 2009) untuk membandingkan dengan
Isolat tunggal. 3412 cm-1 (OH), 1049,28 cm-1 (C-O), 2956, 2935 dan 2866 cm-1 (C-H alifatik), 1462 cm-1(CH2), 1379 cm-1
(CH3)
dan 1664 cm-1 menunjukkan gugus olefin (C=C).
Gambar 1.
Spektrum IR Isolat Tunggal dan senyawa β-sitosterol
Tabel 1. Data
spektroskopi IR untuk isolat tunggal dan
β-sitosterol (Salempa, 2009).
Isolat
Tunggal (cm-1)
|
β-sitosterol (cm-1)
|
Keterangan
|
3417,86
|
3412,08
|
O-H (hidroksil)
|
2956,87
|
2956,87
|
C-H (alifatik)
|
2935,66
|
2935,66
|
C-H (alifatik)
|
2866,22
|
2866,22
|
C-H (alifatik)
|
1643,35
|
1664,57
|
C=C (gugus olefin)
|
1464,7
|
1462,04
|
CH2 (etil)
|
1377,17
|
1379,10
|
CH3 (metal)
|
1058,92
|
1049,28
|
C-O (oksikarbon)
|
Analisis spektrum IR diperoleh hasil seperti pada Tabel 1. Spektrum pada Gambar 1 tidak memperlihatkan perbedaan yang cukup jauh pada pergeseran panjang gelombang. Berdasarkan hasil dan analisis data spektroskopi IR dan KLT isolat tunggal dengan β-sitosterol yang memberikan Rf yang sama, maka isolat tunggal dapat disimpulkan sebagai β-sitosterol dengan struktur seperti pada Gambar 2 di bawah.
Gambar 2. Struktur Isolat Tunggal (β-sitosterol)
Perlu diketahui bahwa senyawa
β-sitosterol mampu menghambat kerja enzim yang mengkonversi testosterone menjadi
dehidrotestosteron (DHT) yang merupakan penyebab terjadinya kanker prostat
(Renai Sante, 2004). Selain itu menurut Yuk (2007), β-sitosterol merupakan
senyawa yang efektif digunakan dalam penyembuhan penyakit asma, sehingga
memungkinkan senyawa ini untuk dikembangkan sebagai obat terapi penyakit
alergi.
Uji Bioaktivitas Daya Hambat Isolat
Tunggal (β-sitosterol) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus, Salmonella typhi dan Streptococcus mutans.
Uji bipoaktivitas isolate
tunggal dilakukan terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Salmonella
typhi dan Streptococcus mutans. Kontrol positif yang digunakan pada pengujian
bioaktivitas antibakteri adalah kloramfenikol sedangkan yang digunakan sebagai kontrol
negatif adalah propilen glikol. Metode yang digunakan dengan difusi
agar berlapis (Kusmiati dan Agustini, 2006). Dari hasil pengukuran diameter hambatan senyawa hasil isolasi (isolat
tunggal) terhadap tiga bakteri uji setelah
masa inkubasi 24 jam, diperoleh hasil seperti yang ditunjukkan Tabel 2.
Tabel 2.
Hasil pengukuran daya hambat terhadap
bakteri uji
Kode
|
Isolat
Tunggal
|
Rata-Rata Diameter Zona Hambatan (mm)
|
||
Staphylococcus aureus
|
Salmonella typhi
|
Streptococcus mutans
|
||
A
|
Senyawa I
|
14,5
|
19,5
|
21
|
B
|
Senyawa II
|
11
|
18
|
13
|
C
|
Kontrol (+)
|
26.5
|
19
|
20
|
D
|
Kontrol (-)
|
0
|
0
|
0
|
|
|
||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
|
|
|
|
||||||
|
||||||
|
||||||
Kesimpulan.
Isolasi dari fraksi n-heksan kulit akar
tumbuhan Kleinhovia hospita Linn.
diperoleh senyawa β-sitosterol yang termasuk dalam golongan steroid.
Senyawa yang diperoleh dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Salmonella thypi dan Streptococcus mutans, dengan daya
hambat berturut-turut 14,4 ; 19,5 ; 21 mm.
Permasalahan :
Bagaimanakah cara senyawa β-sitosterol mampu
menghambat kerja enzim yang mengkonversi testosterone menjadi
dehidrotestosteron (DHT) yang merupakan penyebab terjadinya kanker prostat
?????
Senyawa turunan steroid yaitu β-sitosterol telah berhasil diisolasi dari ekstrak n-heksan kulit akar tumbuhan Kleinhovia hospita L. (paliasa). Kanker prostat adalah suatu tumor jahat yang terdiri dari sel-sel kelenjar prostat. Pembesaran prostat BPH ditemukan lebih banyak pada pria usia lanjut. Diungkapkan bahwa penyakit disebabkan oleh kadar hormon di hidrotestoteren dan bertambahnya zat prostaglandian. Terjadinya kedua hormon pembangkit penyakit prostat ini dapat dicegah oleh zat beta-sitoresterol dengan cara menghambat kerja enzim 5 alfa reduktase. Dengan demikian enzim tersebut kepayahan dalam membentuk dua hormn penyebab PPJ. zat beta sitosterol ini menghambat juga terbentuknya prostaglandin dalam jaringan prostat.
BalasHapusβ-Sitosterol adalah sterol putih yang ditemukan pada banyak tanaman dan larut dalam darah. β-Sitosterol termasuk dalam sejenis phytosterol yang terbukti dapat menahan pertumbuhan sel kanker sekaligus melidungi tubuh dari gangguan penyakit jantung.
BalasHapusseperti β-Sitosterol yang terkandung dalam kuaci/ biji labu merah, dalam penyembuhan kanker prostat yang paling pegang peranan di antara semua itu ialah kandungan hormon beta-sitosterol pada biji labu merah maupun buah saw palmetto (selain beta-sitostreol, buah ini juga mengandung sterol lain seperti stigmasterol dan aukosterol).
Hormon beta-sitosterol itulah yang menyimpan khasiat menghambat atau menekan kerja enzim 5-alfa-reduktase. Enzim ini akan mengurangi terbentuknya hormon dihidrotestosteron dari hormon testosteron. Dengan begitu, membesarnya kelenjar prostat dapat dicegah.
Hormon beta-sitosterol dalam biji labu merah ataupun buah saw palmetto itu juga menghambat terbentuknya prostaglandin dalam jaringan prostat. Artinya, menurunnya kadar prostaglandin akan mencegah pembesaran kelenjar prostat. Atau dengan kata lain kelenjar prostat yang sudah mengalami pembesaran akan mengecil kembali.